Penjualan Motor Listrik 2025 di Indonesia Masih Membuat Khawatir: Ini yang Dikatakan Produsen

Angka Penjualan Motor Listrik 2025 Bikin Prihatin, Produsen Ungkap Penyebabnya
Pasar penjualan motor listrik dari produsen ke konsumen nyaris mati. Kini model bisnis berubah dari produsen ke sektor ini
Teknoindie.id/ News
Ferdian May 11th, 12:30 PM May 11th, 12:30 PMTeknoindie.id - Kebijakan subsidi motor listrik masih belum ada kepastian meski sudah memasuki kuartal kedua 2025.
Ketidakjelasan ini mulai menimbulkan efek domino pada industri dan perilaku konsumen.
Konsumen yang menunda pembelian karena menunggu kepastian telah berdampak negatif pada penjualan.
Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron, mengatakan bahwa penjualan pada kuartal I/2025 anjlok 50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya minat masyarakat di tengah ketidakpastian kelanjutan subsidi kendaraan listrik dari pemerintah.
“Faktor utama adalah calon pembeli yang menunda pembelian karena masih mengharapkan subsidi,” ujar Tekno menyitat Kompas.com.
“Kami pun memberikan rangsangan diskon, yaitu sebesar Rp 5 juta, yang memang lebih kecil dibandingkan subsidi pemerintah Rp 7 juta tahun lalu,” katanya.
Kondisi yang lebih parah dialami oleh produsen lain. Irwan Tjahaja, CEO PT Swap Energi Indonesia, bahkan menyebut pasar business-to-consumer (B2C) nyaris mati.
Dia juga mengekspresikan ketidaknyamanan terhadap kelambatan dalam mengambil keputusan oleh pemerintahan.
"(Sekarang) pabrikan menyatakan bahwa 90% bisnis B2C tutup. Jadi saat ini kami hanya akan mengutamakan B2B saja, karena pada dasarnya bisnis B2B tidak pernah mendapat subsidi," jelas Irwan kepada Kompas.com (7/5/2025).
"Menurut pendapat saya, kita bisa menganggap tidak ada B2C sama sekali. Sudah bulan Mei kan? Misalkan pengumumannya di bulan Mei, menunggu acaranya, mungkin prosesnya hanya berlangsung satu bulan," katanya. Sedangkan Agung Pamungkas, Pendiri dan CEO PT Tangkas Motor Listrik memiliki pandangan yang berbeda.
Dia berpendapat bahwa sektor tersebut sudah kehilangan daya dorong yang signifikan.
Sebenarnya, ia berpendapat bahwa Indonesia mempunyai peluang yang sangat baik untuk beralih ke kendaraan listrik.
"Sebenarnya, kita punya 130 juta motor bensin di Indonesia, yang idealnya harus telah menjadi bagian dari gaya hidup," ujar Agung pada tanggal 7 Mei 2025.
“Semua itu justru rusak ketika ada mekanisme atau harapan-harapan subsidi. Itu yang membuat semua menjadi kehilangan momentum. Kalau turun berapa persen, saya rasa sangat jauh sekali. Dan itu dirasakan oleh seluruh industri motor listrik,” ucapnya.
Seperti yang telah disebutkan, ketika subsidi dijalankan secara total pada tahun 2024, pengaruhnya menjadi sangat jelas.
Penjualan motor listrik yang direkam oleh pemerintah menunjukkan kenaikan tajam jika dibandingkan dengan hasil pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan informasi dari situs web resmi Sisapira, jumlah kendaraan roda dua bertenaga listrik bersubsidi yang didapatkan oleh publik di tahun 2024 meningkat menjadi 62.541 unit, dibandingkan dengan angka kira-kira 11.532 unit di tahun 2023.
Copyright Teknoindie.id2025
Related Article
Posting Komentar