Efek Sering Gonta-Ganti BBM: Motor Jadi Kacau!

Daftar Isi

Jika Anda kerap berganti-ganti tipe bahan bakar minyak (BBM) dan percaya bahwa sepeda motor Anda tetap akan dalam kondisi baik, bisa jadi pemahaman tersebut salah. Mengapa demikian? Karena perubahan yang terlalu sering seperti misalkan hari ini membeli Pertalite, esok harinya Pertamax, kemudian selanjutnya campuran antara Pertalite dengan Pertamax dapat menyebabkan mesin sepeda motor menjadi kacau.

Walaupun motor masih dapat bekerja dan berjalan, kebiasaan seperti itu pada dasarnya bisa membuat mesin 'kebingungan' dalam jangka waktu lama. Terlebih lagi apabila Anda menggunakan bahan bakar dengan tingkat oktan yang variatif. Karena mesin motor diciptakan untuk tipe bahan bakar spesifik, pergantiannya tanpa pola dapat menimbulkan pembakaran yang kurang efisien sampai akhirnya merugikan komponennya.

1. Proses pembakarannya menjadi tak konsisten dan energi yang dihasilkan tampak lemah.

Untuk mendapatkan performa optimal pada mesin motor, diperlukan proses pembakaran yang tepat. Bensin dengan angka oktannya rendah, seperti Pertalite, sesuai digunakan pada kendaraan dengan rasio kompresi rendah. Sementara itu, jenis bahan bakar lain seperti Pertamax lebih disarankan bagi mesin bertekanan tinggi. Jika Anda rutin berganti antara Pertalite dan Pertamax, hal ini dapat mengganggu stabilitas pembakaran di dalam mesin karena perangkat tersebut harus menyesuaikan diri terhadap variasi karakteristik bahan bakar yang berubah-ubah.

Sehingga, daya penggerak dapat berkurang, akselerasinya menjadi lambat, dan ada kemungkinan timbul suara knocking atau ngelitik. Fenomena knocking ini disebabkan oleh pembakaran yang terlalu dini akibat bahan bakar tidak sanggup mengendalikan tekanan didalam ruangan pembakaran. Jika kondisi tersebut berlangsung lama, bisa menyebabkan kerusakan pada piston serta komponen bagian dalam mesin lainnya.

2. Endapan karbon dan kerak bisa menumpuk

Setiap jenis BBM punya kandungan zat aditif yang berbeda, termasuk pembersih dan pelumas mesin. Ketika kamu sering mencampur BBM dengan karakteristik berbeda, endapan sisa pembakaran bisa lebih mudah terbentuk dan menempel di ruang bakar. Ini bisa menimbulkan kerak di kepala silinder, klep, atau injektor (pada motor injeksi).

Endapan karbon ini bukan hanya bikin performa turun, tapi juga bisa bikin mesin lebih boros dan susah hidup saat pagi hari. Bahkan, dalam jangka panjang, kamu bisa mengeluarkan biaya tambahan untuk membersihkan ruang bakar atau servis besar.

3. Gangguan pada sistem injeksi serta ECU mungkin terjadi

Di sebagian besar kendaraan modern yang dilengkapi dengan sistem injeksi, perangkat elektronik bernama Electronic Control Unit (ECU) memantau proporsi antara udara dan bensin guna mencapai pembakaran optimal. Jika Anda kerapkali berganti-ganti jenis bahan bakar dengan tingkat oktannya variatif, maka ECU akan memerlukan periode adaptasi. Hal ini dapat merusak keseimbangan sempurna dalam campuran udara-bensin, akhirnya menyebabkan penggunaan bahan bakar menjadi kurang hemat atau respons akselerasinya menjadi lebih berat dari biasanya.

Banyak sepeda motor memiliki ECU yang sangat maju untuk penyetelan otomatis. Namun demikian, perilaku tersebut dapat memperpendek umur injector dan sensor pada sistem bahan bakar. Akibatnya, Anda mungkin mengalami bahwa sepeda motor menjadi semakin boros bensin dan kurang berdaya meskipun tandon bahanbakarnya telah terisi penuh.

Jadi, menentukan tipe bahan bakar berdasarkan spesifikasi sepeda motor dan menggunakan secara konsisten adalah pilihan terbaik untuk menjaga performa serta usia mesin. Alih-alih bereksperimen berkali-kali, lebih baik cari bahan bakar yang cocok untuk kendaraan Anda dan pertahankan penggunaannya. Dengan begitu, mesin menjadi bahagia dan keuangan juga stabil.

Posting Komentar