Daya Beli Menurun: Reebok Fokus pada Produk Olahraga Murah

Penurunan harga pada awal tahun 2025 menunjukkan kelemahan dalam konsumsi keluarga dan kemampuan pembelian publik.
Kondisi tersebut juga dialami oleh pemain di sektor ritel, seperti merk peralatan olahraga internasional, Reebok.
Kepala Manajemen Merek Reebok, Martina Harianda Mutis mengatakan bahwa pelanggan saat ini cenderung berpindah menuju barang-barang yang harganya lebih murah dan terjangkau.
“Kami melihat terjadinya switching Konsumen cenderung mencari produk kelas dasar atau mengambil keuntungan dari diskon," ujarnya Martina kepada Kontan.co.id, pada hari Jumat, 25 April 2025.
Dia menyatakan bahwa pernyataan tersebut adalah sebagian dari strategi komunikasi merek dan tidak menggantikan informasi resmi yang disampaikan oleh perusahaan induk Reebok.
Agar mengatasi tekanan dari konsumen, Reebok Indonesia menerapkan berbagai taktik yang terencana dengan baik.
Satu di antara strateginya adalah dengan mengembangkan pasarnya ke daerah-daerah baru yang belum pernah dituju sebelumnya. Di samping itu, Reebok pun memberikan berbagai pilihan harga serta penawaran diskon yang menarik.
"Sebelumnya, penjualan cukup mudah dilakukan, namun saat ini kelompok kelas kedua dirasakan lebih sulit. Namun, kita membantunya dengan menawarkan diskon," ungkap Martina.
Walaupun tekanan ekonomi menggelayuti, Reebok masih berhasil menorehkan pertumbuhan di awal tahun 2025. Martina mengatakan pencapaian tersebut sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan internally.
“ Growth -nya ada. Base consumer Baru saja meningkat. Nomornya belum dapat kami beritahukan, sebab variabelnya lumayan banyak, namun hal utamanya adalah adanya tanda-tanda baik," katanya.
Di masa mendatang, Reebok Indonesia berencana untuk meningkatkan fokusnya pada segmen produk kebugaran. Ini juga bertujuan untuk merubah persepsi tentang Reebok yang umumnya diingat karena barang-barang gaya hidup.
"Kita berencana untuk mereturn ke asal-usul merek kita. Kami akan menekankan pada produk-produk yang mensupport olahraga," jelas Martina.
Rencana strategis ini sesuai dengan arus perilaku pembeli yang semakin mengutamakan pola hidup bugar. Selain itu, para pengguna saat ini juga berburu barang-barang bernilai guna tinggi serta memiliki manfaat ekstra, terlebih dalam situasi inflasi meningkat dan kemampuan finansial masyarakat merosot.
Artikel ini telah dipublikasikan di Kontan denganjudul Kekuatan Membeli Menurun, Reebok Pertimbangkan Alih Strategi ke Produk Diskon dan Kelas Entri.
Posting Komentar