Apakah Rem ABS Motor Butuh Perawatan Spesial?
Sistem rem ABS (Anti-lock Braking System) semakin umum ditemukan dan sudah mulai dipasang di berbagai jenis sepeda motor, termasuk model dengan harga terjangkau. Banyak orang meyakini bahwa penggunaan sistem ini membuat kendaraan roda dua menjadi lebih selamat, terlebih ketika melakukan pengereman secara tiba-tiba di jalanan basah atau dalam kondisi cuaca hujan.
Namun, timbul pula pertanyaan: Apakah sistem rem ABS memerlukan perawatan khusus dibandingkan dengan rem konvensional? Jawaban untuk itu adalah: ya dan tidak, bergantung pada cara Anda merawat sepeda motor sebagai satu kesatuan.
Sistem ABS tentunya lebih maju, tetapi itu tidak berarti harus dijaga dengan metode yang sangat kompleks. Malah, jika Anda telah terbiasa merawat kebersihan dan status rem sepeda motor secara berkala, pemeliharaan untuk ABS cukup memerlukan perhatian ekstra yang minimal.
1. Sistem ABS cukup rumit namun tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Sistem ABS terdiri dari beberapa komponen tambahan seperti sensor kecepatan roda, modul kontrol, dan pompa hidrolik. Semua komponen ini bekerja bersama untuk mencegah roda mengunci saat pengereman mendadak. Karena lebih kompleks, tentu kamu tidak bisa sembarangan bongkar pasang. Tapi tenang, semua komponen tersebut sudah dirancang untuk tahan lama dan jarang rusak jika tidak terkena air, lumpur, atau kotoran secara berlebihan.
Hal yang penting untuk diperhatikan adalah kondisi sensor pada roda. Pastikan bahwa daerah di sekitar sensor selalu dalam keadaan bersih dan bebas dari kotoran seperti lumpur tebal maupun korosi. Oleh karena itu, ketika Anda membersihkan motor atau jika kendaraan telah mengalami paparan air hujan lebat, disarankan untuk mengecek serta menyeka bagian cakram dan sensor sehingga bisa terus beroperasi dengan efektif.
2. Menggantikan cairan rem dengan teratur masih penting untuk dilakukan.

Salah satu aspek vital untuk menjaga agar rem ABS berfungsi dengan baik adalah secara berkala menukar minyak rem. Meskipun teknologinya modern, rem ABS masih membutuhkan sistem hidrolik yang bergantung pada tekanan minyak rem. Jika minyak rem menjadi kotor atau terserat air, ini dapat menyebabkan penurunan efisiensi pengereman serta potensial kerusakan pada pompa ABS.
Secara ideal, cairan rem harus diganti setiap 1-2 tahun atau mengikuti petunjuk dari pembuat kendaraan. Apabila Anda sering menyetir dalam kondisi lembab, berbukit, atau situasi ekstrim lainnya, sebaiknya lakukan penggantian lebih cepat daripada jadwal yang ditentukan. Pastikan selalu menggunakan jenis cairan rem seperti yang disarankan oleh produsen untuk menjaga kinerja sistem dan mencegah korosi pada bagian-bagian metal.
3. Jangan remehkan lampu indikator ABS pada speedometer

Salah satu manfaat dari sistem ABS adalah adanya penanda khusus di dashboard sepeda motor. Apabila lampu penanda ABS berpendar secara kontinu ketika mesin dinyalakan atau sementara digunakan, ini bisa menandai adanya gangguan dalam sistem tersebut. Hindari mengacuhkannya. Segera serahkan motormu kepada teknisi profesional atau ahli ABS untuk dilakukan inspeksi lebih rinci.
Mungkin penyebabnya sederhana, misalnya kabel sensor longgar atau adanya kotoran yang menghalangi bacaan sensor. Namun, apabila diabaikan, hal-hal kecil tersebut dapat memburuk dan mengganggu fungsi rem. Beruntungnya, dengan pemeliharaan yang tepat, situasi semacam itu bisa diminimalisir.
Jadi, sistem rem ABS memang lebih canggih dan memiliki banyak keuntungan dalam hal keselamatan, namun itu tidak berarti perlu dirawat dengan metode yang rumit. Hanya dengan membersihkan sensor secara teratur, mengganti minyak rem sesuai jadwal, serta memantau lampu penunjuk pada dashboard, sepeda motor Anda masih bisa tetap aman dan nyaman untuk dipakai. Oleh karena itu, jangan takut memiliki motor ABS — asalkan mengetahui bagaimana caranya merawatnya!
Posting Komentar