Pasar syariah di Indonesia semakin berkembang pesat. Kini, masyarakat semakin menyadari pentingnya prinsip syariah dalam transaksi perekonomian, baik dalam jual beli maupun aspek lainnya. Hal ini tentunya memberikan peluang baru bagi para pelaku usaha. Tidak mengherankan jika saat ini banyak bank yang mengusung prinsip syariah.
Selain itu, banyak jenis usaha lain yang mulai menerapkan sistem syariah. Peluang dan antusiasme masyarakat terhadap konsep syariah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelaku bisnis. Mungkin Anda juga salah satunya yang tertarik untuk terjun ke bisnis ini?
Oleh karena itu, artikel kali ini akan membahas tidak hanya pengertian bisnis syariah, tetapi juga alasan mengapa Anda harus mempertimbangkan bisnis syariah serta prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam menjalankan bisnis ini. Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Pengertian Bisnis Syariah
Bisnis syariah adalah kegiatan usaha yang bertujuan memperoleh keuntungan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip syariat Islam. Syariat sendiri merujuk pada ketentuan atau pedoman yang ditetapkan oleh agama Islam.
Dalam hal ini, tidak hanya fokus pada aktivitas jual beli semata, tetapi juga memperhatikan berbagai aspek penting, seperti kehalalan produk, etika berdagang, akad, serta ibadah muamalah dalam berwirausaha. Prinsip-prinsip ini mencakup semua aspek dari proses bisnis untuk memastikan bahwa semua kegiatan dilakukan sesuai dengan ajaran Islam.
Prinsip Bisnis Syariah
Berdasarkan pengertian bisnis syariah di atas, ada empat prinsip utama yang harus diterapkan dalam berbisnis syariah, yaitu:
- Prinsip Jual Beli (Ba’i): Prinsip ini mengacu pada kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.
- Prinsip Sewa (Ijarah): Prinsip ini berkaitan dengan kegiatan sewa menyewa, di mana kedua belah pihak harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan dalam syariat.
- Prinsip Bagi Hasil (Syirkah): Prinsip ini melibatkan pembagian hasil keuntungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam usaha sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
- Prinsip Wadiah (Titipan): Prinsip ini berhubungan dengan penyimpanan barang atau dana yang dititipkan kepada pihak lain, dengan syarat-syarat yang sesuai dengan hukum Islam.
- Prinsip Mudharabah: Prinsip ini adalah bentuk kerjasama antara dua pihak, di mana satu pihak menyediakan modal dan pihak lainnya menjalankan usaha, dan hasil keuntungan dibagi sesuai kesepakatan.
Konsep Bisnis Syariah
Berdasarkan pengertian bisnis syariah yang telah dijelaskan, menurut Dr. Muhammad Syafii Antonio, seorang ahli ekonomi syariah, terdapat beberapa langkah dasar yang perlu Anda ketahui dan terapkan untuk menjalankan usaha sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam.
1. Produk yang Dijual Halal
Konsep bisnis syariah mengharuskan bahwa produk yang dijual harus sesuai dengan ketentuan halal dalam syariat Islam. Dalam bisnis syariah, barang atau jasa yang diharamkan menurut syariat tidak boleh diperdagangkan. Contohnya meliputi babi, darah, bangkai, minuman keras (khamr), perjudian, perdagangan manusia, serta pelacuran.
2. Bebas dari Unsur Riba
Bisnis syariah juga harus bebas dari riba atau tambahan keuntungan yang tidak dibenarkan oleh syariat Islam. Hal ini dikenal sebagai riba al-fadl, contohnya adalah bunga bank yang merupakan bentuk riba yang tidak diperbolehkan dalam bisnis syariah.
3. Transaksi Bebas dari Gharar dan Maysir
Gharar adalah unsur ketidakpastian dalam transaksi, di mana terdapat informasi yang disembunyikan atau tidak jelas. Sedangkan maysir merujuk pada unsur perjudian atau untung-untungan dalam suatu transaksi.
Oleh karena itu, dalam bisnis syariah, segala hal yang berkaitan dengan transaksi harus dipahami dan dijelaskan secara jelas sejak awal dalam akad. Ini mencakup baik detail akad itu sendiri maupun risiko yang mungkin timbul akibat akad tersebut.
Dengan demikian, dalam setiap transaksi bisnis yang berlandaskan syariat, unsur ketidakpastian atau perjudian tidak diperbolehkan.
4. Ada Ijab Qabul pada Penjual dan Pembeli
Ijab kabul dalam bisnis syariah merujuk pada proses serah terima barang dari penjual kepada pembeli. Istilah ini juga sering disebut sebagai akad usaha atau akad jual beli dalam konteks syariah.
Dengan dilakukannya ijab kabul atau akad, kedua belah pihak penjual dan pembeli telah mencapai kesepakatan yang jelas, dipahami, dan disetujui bersama.
Ijab kabul atau akad usaha ini memastikan bahwa transaksi antara penjual dan pembeli berjalan dengan pemahaman yang baik dan tidak merugikan salah satu pihak.
5. Jual Beli Dilakukan Secara Adil
Perdagangan dalam bisnis syariah harus dilaksanakan dengan adil, dan ini menjadi tanggung jawab utama para pelaku usaha. Dengan menerapkan prinsip keadilan, baik penjual maupun pembeli dapat terhindar dari tindakan yang tidak adil atau sewenang-wenang yang dapat merugikan salah satu pihak.
Contoh Bisnis Syariah
Bagi Anda yang ingin memulai bisnis, sebenarnya ada banyak pilihan yang bisa dipertimbangkan. Jika Anda sedang mencari contoh bisnis syariah untuk dijadikan referensi atau evaluasi, berikut beberapa contohnya yang bisa Anda pelajari.
1. Berbisnis Pakaian Dan Aksesoris Muslim
Contoh pertama adalah berbisnis pakaian dan aksesori muslim. Ide bisnis ini bisa menjadi pilihan yang menarik. Berbeda dengan makanan yang memiliki tanggal kedaluwarsa, pakaian tidak memiliki batas waktu tersebut, sehingga lebih aman dari risiko kadaluwarsa.
Permintaan untuk pakaian hingga saat ini masih tinggi. Terlebih lagi, jika pakaian tersebut memiliki desain yang up-to-date, simpel, elegan, dan unik. Khususnya untuk pakaian wanita, peluang bisnis syariah di sektor ini cukup besar.
Selain menjual pakaian wanita syar’i, jangan lupa untuk melengkapi penawaranmu dengan aksesori tambahan. Misalnya gelang, kalung, anting-anting, atau ikat pinggang. Aksesori seperti tas kecil yang unik dan lucu juga bisa menjadi pilihan. Banyak opsi yang bisa kamu pertimbangkan untuk mengembangkan bisnismu.
2. Kosmetik Halal
Saat ini, produk kecantikan dan kosmetik banyak tersebar di media sosial, baik yang bersertifikat halal maupun yang belum. Jika Anda memiliki passion di bidang kecantikan dan menawarkan produk kosmetik halal, ini bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
Kosmetik tidak hanya menarik bagi wanita, tetapi juga semakin populer di kalangan pria. Kini, kosmetik tidak hanya berupa bedak, pelembab wajah, atau parfum, tetapi juga mencakup produk seperti deodorant dan pelembab khusus untuk pria yang semakin banyak diminati.
3. UMKM Makanan dan Minuman
Jika menjalankan bisnis berbasis syariah di bidang kosmetik dan pakaian terasa terlalu besar, Anda bisa mempertimbangkan untuk memulai bisnis UMKM di sektor makanan dan minuman. Ini merupakan pilihan yang lebih memungkinkan, terutama bagi pebisnis pemula.
Dari segi modal, usaha di bidang makanan dan minuman relatif lebih terjangkau dan dapat direalisasikan dengan lebih mudah. Jika Anda memiliki keterampilan memasak dan membuat cemilan, peluang usaha di bidang ini sangat terbuka lebar. Dengan strategi pemasaran yang tepat, bisnis makanan dan minuman kamu bisa berkembang dengan lancar.
4. Biro Haji dan Umrah
Biro haji dan umroh juga merupakan salah satu contoh bisnis syariah yang menarik. Dengan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam, terdapat kesadaran yang tinggi akan pentingnya menunaikan ibadah haji. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang mencari biro haji dan umroh untuk membantu mereka dalam perjalanan ibadah tersebut.
5. Jual Beli Dengan Prinsip Syariah
Contoh bisnis syariah sebenarnya sangat beragam, salah satunya adalah jual beli yang mengikuti prinsip syariah. Tidak ada batasan khusus mengenai jenis barang yang harus dijual.
Selama sistem penjualannya sesuai dengan prinsip syariah, dan Anda sebagai pemilik usaha menjalankannya dengan jujur, amanah, dan bertanggung jawab, maka jenis barang apa pun dapat diperjualbelikan. Prinsip utama dalam menjalankan usaha syariah adalah mengikuti aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Swt.
Semoga penjelasan tentang pengertian bisnis berbasis syariah ini memberikan wawasan dan manfaat, terutama bagi kamu yang ingin memulai usaha dengan peluang dan minat yang besar. Kunci keberhasilan terletak pada kerja keras dan kerja cerdas.